Kamis, 07 November 2013

Pompa Hidram

A.      PENDAHULUAN

1.    Analisis Situasi
Desa Kolodanan adalah salah satu desa di  wilayah Kabupaten Magelang yang berada dipinggir Kaliprogo. Secara geografis desa Kolodanan terletak disebelah Timur Kaliprogo dan sebelah barat Selokan Mataram. Sementara sebelah utara dan selatan merupakan areal persawahan. Desa dengan berpenduduk sekitar 245 KK ini mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai petani. Hal ini karena kawasan persawahan di Desa Kolodanan merupakan daerah yang subur karena mendapat aliran air dari selokan Mataram yang mengalir sepanjang tahun.
Kondisi ini sangat bertolak belakang dengan tempat pemukiman masyarakat Kolodanan. Masyarakat Kolodanan menempati daerah berbukit  yang beda ketinggian dengan permukaan air selokan lebih dari 10 meter. Ini terjadi karena Selokan Mataram dalam proses pembuatannya adalah membela perbukitan yang ada di Desa Kolodanan. Dengan kondisi tersebut maka dapat dipastikan permukaan air tanah di Desa Kolodanan relative dalam (lebih dari 10 meter).
Pada musim penghujan seperti saat ini, pemenuhan kebutuhan air masyarakat Kolodanan diperoleh  melalui sumur galih dengan kedalaman permukaan air sumur kurang lebih 10 meter. Dengan menggunakan pompa air yang dipasang di dalam sumur masyarakat Kolodanan menaikkan air untuk memenuhi kebutuhannya. Sementara pada musim kemarau, semua sumur galih yang ada di desa Kolodanan kering, karena turunnya tinggi permukaan air.
Oleh karena itu, pada musim kemarau masyarakat Kolodanan memanfaatkan aliran Irigasi untuk memenuhi kebutuhan sehari-sehari. Mereka biasanya pergi ke aliran irigasi untuk mencuci, mandi dan pulangnya membawa air dengan menggunakan ember dan jalan yang begitu menanjak. Sementara untuk memasang pompa air listrik dirasakan tidak mungkin karena jaraknya yang begitu jauh dari pemukiman (lebih dari 100 meter) dengan ketinggian lebih dari 10 meter.
Oleh karena itu, pada musim kemarau tahun 2009 masyarakat Kolodanan secara swadaya berupaya untuk memanfaatkan terjunan aliran irigasi yang akan menuju Kaliprogo untuk menggerakkan pompa Hidram.Namun hasilnya belum maksimal (gagal) karena bahannya terlalu rapuh sehingga tidak mampu menahan tekanan air yang memiliki beda ketinggian sekitar 5 meter.
Atas dasar kenyataan tersebut di atas maka perlu peningkatan kemampuan masyarakat Kolodanan dalam merencanakan dan membuat pompa Hidram yang sesuai dengan karakteristik aliran air irigasi yang ada.

2.    Tinjauan Pustaka
Pompa Hidram, berasal dari kata Hydraulic Ram Pump, yang berarti pompa air dengan tenaga hantaman air. Di Indonesia pompa ini sebenarnya sudah ada sejak jaman pen­ja­jahan Belanda, namun kurangnya pera­wat­an dan edukasi membuat pompa ini tidak lestari. Ditambah jaman dulu sumber air masih sangat banyak, sungai masih lan­car mengalir dengan debit besar, tanahnya masih subur dengan humus, hutan masih lebat belum gundul, tanahnya belum erosi hingga mendangkalkan sungai. Tetapi keadaan sekarang adalah kebalikan semua itu, membuat pompa Hidram tampil lagi sebagai solusi.
Prinsip kerja Hidram adalah pemanfaatan gravitasi dimana akan menciptakan energi dari hantaman air yang menabrak faksi air lainnya untuk mendorong ke tempat yang lebih tinggi. Untuk mendapatkan energi potensial dari hantaman air diperlukan syarat utama yaitu harus ada terjunan air yang dialirkan melalui pipa dengan beda tinggi elevasi dengan pompa Hidram minimal 1 meter.
Syarat utama kedua adalah sumber air harus kontunyu dengan  debit minimal 7 liter per menit (Widarto, 2000). Besarnya debit pemompaan dapat dihitung dengan rumus Q2 = Q1 x H1 : H2 x j. Dimana Q2 adalah debit air yang dipompakan (liter/menit), Q1 adalah debit air yang masuk pompa (liter/menit), H1 adalah tinggi terjunan dalam meter, H2 adalah tinggi pemompaan dalam meter dan j adalah efisiensi pompa yaitu 0,5 -0,75. Dalam prakteknya diperoleh perbandingan tinggi terjunan dan tinggi pengangkatan air sebesar 1:6, akan menghasilkan debit pemompaan sebesar 1/3 dari debit air yang masuk ke pompa, sedang 2/3 debit air akan keluar melalui klep pembuangan setelah memberikan tenaga hantaman.
Prinsip kerja dari pompa Hidram dapat dilihat dari gambar berikut ini :



Gambar 1. Prinsip Kerja Hidram

Bagian kunci dari Hidram adalah dua buah klep, yaitu: klep pem­buangan dan klep penghisap. Air masuk dari terjunan melalui pipa A, klep pem­buangan terbuka sedangkan klep peng­hisap tertutup. Air yang masuk memenuhi rumah pompa mendorong ke atas klep pembuangan hingga menutup. Dengan tertutupnya klep pembuangan meng­akibatkan seluruh dorongan air menekan dan membuka klep penghisap dan air masuk memenuhi ruang dalam tabung kom­presi di atas klep penghisap.
Pada volume tertentu pengisian air dalam tabung kompresi optimal, massa air dan udara dalam tabung kompresi akan mene­kan klep penghisap untuk menutup kem­bali, pada saat yang bersamaan sebagian air keluar melalui pipa B. Dengan tertutup­nya kedua klep, maka aliran air dalam rumah pompa berbalik berlawanan dengan aliran air ma­suk, diikuti dengan turunnya klep pembu­angan karena arah tekanan air tidak lagi ke klep pembuangan tetapi berbalik ke arah pipa input A.
Di sinilah Hantaman -ram- palu air (water hammer) itu terjadi, dimana air dengan tenaga gravitasi dari terjunan menghantam arus balik tadi, 2/3 debit keluar lubang pembuangan, semen­tara yang 1/3 debit mendorong klep penghisap masuk ke dalam tabung pompa sekaligus men­dorong air yang ada dalam tabung pompa untuk keluar melaui pipa output B. Energi hantaman yang ber­ulang-ulang mengalirkan air ke tempat yang lebih tinggi.
Adapun beberapa persamaan yang digunakan dalam merencanakan sebuah pompa hidram adalah sebagai berikut :
a.       Peningkatan Head yang terjadi akibat penutupan katup secara tiba-tiba


Dimana :
ΔHp = Kenaikan head tekanan (m)
v1 =kecepatan aliran air di dalam pipa sebelum katup menutup (m/s)
v2 =kecepatan aliran air di dalam pipa seseudah katup menutup (m/s)
g = percepatan grafitasi (m/s2).             

b.      Pressure Shock (tekanan kejut akibat palu air)
Ps = vs. v. ρ

Dimana :
Ps = pressure shock (N/m3)
v = kecepatan aliran masuk (m/s)
vs = kecepatan aliran balik(m/s)
ρ = massa jenis air (kg/m3)
c.       Kecepatan aliran balik

Dimana ;
vs = kecepatan aliran balik(m/s)
k = modulus bulk air (N/m2)
ρ = massa jenis air (kg/m3)

d.      Waktu yang diperlukan untuk air kembali pada terjadi palu air


Dimana :
Tp = Periode osilasi (s)
L = panjang pipa (m)
vs = kecepatan aliran balik(m/s)

e.       Kapasitas aliran
Q = Aw.Vw =Ad.Vd
Dimana :
Q = kapasitas aliran (m3/detik)
Aw = luas penampang saluran katup limbah (m2)
Vw = Kecepatan air dikatup limbah (m/s)
Ad = luas penampang drive (m2)
Vd = Kecepatan air dikatup drive (m/s)

f.        Head tekanan yang terjadi secara gradual


Hp = Head tekanan (m)
l = panjang pipa (m)
v = kecepatan air (m/s)
g = percepatan grafitasi (m2)
t = waktu yang diperlukan untuk penutupan katup
g.      Efisiensi pompa

Dimana :
η = Efisiensi pompa hidram
Qs = kapasitas air pemompaan (m3/s)
Qw = kapasitas air limbah (m3/s)
Hs = Ketinggan air pemompaan (m)
Hd = Ketinggian air ke hidram (m)

Sedangkan beberapa permasalahan yang mungkin timbul dalam pengoperasian pompa hidram antara lain:
a.       Klep pembuangan tidak dapat naik atau menutup, disebabkan beban klep terlalu berat atau debit air yang masuk pompa kurang. Dapat diatasi dengan mengurangi beban atau memperdek as klep pembuangan.
b.      Klep pembuangan tidak mau turun atau membuka, karena beban klep terlalu ringan, jadi bisa diatasi dengan menambah beban klep atau mem­perpanjang as klep pembuangan.
c.       Tinggi pemompaan di bawah rasio rumus, yaitu setiap terjunan 1 meter dapat menaikkan setinggi 5 meter. Penyebab pertama adalah terjadinya kebocoran atau tidak rapatnya klep. Penyebab kedua rasio diameter pipa input dibanding pipa output lebih besar dari 1 berbanding 0,5. Dapat diatasi dengan memeriksa dan mem­perbaiki klep atau mengurangi diameter pipa output. Penyebab ketiga adalah terlalu banyaknya hambatan pada pipa output menuju baktandon, berupa banyaknya belokan pipa. Agar hal tersebut tidak terjadi, pada saat instalasi pipa sedapat mungkin dikurangi lekukan atau belokan pipa menuju tandon.
Kunci keawetan dan operasional pompa hidram adalah perawatan rutin, mengingat sumber air yang dipergunakan mengalir pada saluran umum yaitu: sungai, saluran irigasi atau mata air. Selain harus menjaga air yang mengalir terbebas kototan/sampah dengan cara membuat saringan, dipakainya sumber air umum tersebut membuat debit air berubah-ubah, fluk­tuatif, yang bisa menyebabkan klep pembuangan berhenti bekerja -membuka-metutup. Cara membuat klep pembuangan bekerja lagi adalah dengan cara pemukul as klep dengan balok kayu

3.    Identifikasi Dan Perumusan Masalah
Berdasarkan analisis yang telah dipaparkan di atas, permasalahan yang dihadapi oleh sasaran kegiatan ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :
a.       Masyarakat Kolodanan kurang memiliki pengetahuan tentang pompa Hidram.
b.      Masyarakat Kolodanan kurang memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat pompa Hidram.
c.       Tidak tersedianya air untuk kebutuhan sehari-hari pada masyarakat Kolodanan  pada musim kemarau.
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas, permasahan yang hendak dipecahkan dirumuskan sebagai berikut :
a.        Bagaimana meningkatkan pengetahuan masyarakat Kolodanan tentang pompa Hidram?
b.      Bagaimana cara agar masyarakat Kolodanan  dapat membuat Hidram yang benar dan dapat beroperasi ?

4.    Tujuan Kegiatan  PPM
Kegiatan  PPM program reguler di Kolodanan, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang ini bertujuan untuk :
a.       Meningkatkan pengetahuan  masyarakat Kolodanan tentang pompa hidram, terutama dalam hal perencanaan, pemilihan bahan dan penyebab-penyebab hidram tidak dapat berfungsi.
b.      Memberikan ketrampilan pada masyarakat Kolodanan agar dapat membuat pompa hidram yang benar dan dapat beroperasi.


5.    Manfaat Kegiatan
Kegiatan PPM program Reguler ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman,  dan ketrampilan bagi masyarakat Kolodanan khususnya  dalam hal perencanaan, pemilihan bahan dan penyebab-penyebab hidram tidak dapat berfungsi. Di samping itu diharapkan menumbuhkan kesadaran bagi masyarakat terutama di sekitar Kolodanan untuk memanfaatkan potensi alam yang ada secara optimal.

B.      METODE KEGIATAN PPM
1.       Khalayak Sasaran Antara Yang Strategis
Kegiatan ini direncanakan diikuti oleh 25 KK di desa Kolodanan, terdiri 11 KK merupakan masyarakat yang selama secara  swadaya telah membuat pompa Hidram. Sementara 14 orang lagi akan diambilkan dari pemuda Kolodanan yang tertarik pada bidang teknik, sehingga diharapkan nantinya dapat membagi pengetahuan kepada warga dan  membuat pompa hidram secara mandiri.

2.       Metode Kegiatan
Metode  kegiatan yang digunakan dalam pelatihan ini  adalah sebagai berikut :
a.       Ceramah dan Demonstrasi
Metode ini digunakan  untuk memberikan informasi dan pemahaman peserta tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pembuatan pompa Hidram mulai dari desain, perhitungan, bahan dan lain-lain.
b.      Praktek dan Pembimbingan
Metode ini digunakan  untuk memberikan  kesempatan berlatih membuat pompa hidram secara tepat.

3.       Kerangka Pemecahan Masalah
Berdasarkan orientasi lapangan diperoleh gambaran bahwa masyarakat Kolodanan masih mengalami kesulitan dalam mendapatkan informasi tentang pompa hidram terutama dalam hal mendesain dan perhitungannya.  Kesulitan tersebut dapat karena keterbatasan pengetahuan, ketrampilan dan belum adanya upaya-upaya mengoptimalkan sumber-sumber informasi yang ada.  Kondisi ini apabila tidak segera di atasi maka akan menyulitkan masyarakat Kolodanan untuk memenuhi kebutuhan air pada musim kemarau mendatang.
Berdasarkan uraian di atas, maka pemecahan masalah yang diajukan secara operasional adalah sebagai berikut :
a.       Diskusi  secara intensif tentang ;
1)      Karakteristik aliran irigasi yang ada.
2)      Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memanfaatkan pompa Hidram
b.      Pelatihan intensif tentang ;
1)      Desain pompa hidram
2)      Perhitungan-perhitungan
3)      Pemilihan bahan
4)      Perakitan bagian-bagain pompa hidram
5)      Penyebab-penyebab pompa hidram tidak beroperasi
6)      Perawatan pompa hidram.

4.       Faktor Pendukung dan Penghambatan
Faktor pendukung dalam kegiatan PPM ini adalah adanya dukungan penuh para pengajar/dosen dari FT UNY yang berkompeten dalam mekanika fluida, rancang bangun dan pengelasan sehingga dapat membantu    memecahkan masalah berkaitan dengan pembuatan hidram. Di samping itu ketersediaan fasilitas terutama jaringan irigasi yang mengalir sepanjang tahun dari selokan mataram juga sangat mendukung terlaksananya program-program yang direncanakan. Dari peserta pelatihan, maka motivasi yang tinggi peserta pelatihan sangat berpengaruh terhadap capaian-capaian yang telah direncanakan dan yang dibutuhkan oleh peserta dapat terpenuhi. 
Faktor penghambat dalam kegiatan ini adalah musim kemarau yang tak kunjung dating, sehingga motivasi para peserta menjadi turun terutama dalam pemasangan alat  yang telah dibuat. Hal ini karena apabila alat dipasang namun tidak digunakan maka akan menyebabkan kerusakan terutama pada katup-katupnya. Di samping itu karena alat ini kontak langsung dengan air maka dapat dipastikan akan menyebabkan korosi.

C.      PELAKSANAAN KEGIATAN PPM
1.       Hasil Pelaksanaan Kegiatan PPM
PPM diikuti oleh 30 orang yang terdiri 11 peserta merupakan masyarakat yang selama secara  swadaya telah membuat pompa Hidram dan 19 peserta diambil dari pemuda Kolodanan yang tertarik pada bidang teknik. Pelatihan dilaksanakan tanggal 19, 26 Juli dan 17, 18, 19 September 2010.  Setiap pertemuan dilaksanakan selama 6 jam, yaitu jam 09.00 – 15.00 WIB bertempat rumah Pengabdi dan lokasi pemasangan hidram. Adapun materi yang diberikan meliputi Desain pompa hidram, Perhitungan-perhitungan, Pemilihan bahan, Perakitan bagian-bagain pompa hidram, Penyebab-penyebab pompa hidram tidak beroperasi.
Hasil dari pelaksanaan PPM ini diketahui dari  30 peserta dihasilkan dua buah pompa hidram dengan ukuran pipa 3 inchi berkapasitas 68 – 137 liter/menit. Disamping itu,  ppm juga menghasilkan 1 water tower  dengan ukuran 2 m x 1 m dan tinggi 3,5 meter dari bahan besi kanal ukuran 5 cm x 5 5 cm x 4 mm.

2.       Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kegiatan PPM
Pada awal dilaksanakan pelatihan, peserta rata-rata pesimis akan keberhasilan pembuatan hidram. Hal ini karena sebagian peserta pernah membuat hidram dan hasilnya kurang maksimal. Selanjutnya dari uji coba pompa hidram dapat diketahui ada dua kelemahan pokok pada mesin yaitu getaran mesin dan kebocoran pemasangan katup. Kedua kelemahan tersebut diperbaiki sebelum digunakan lebih lanjut agar air dapat naik secara sempurna. Getaran pompa hidram yang terjadi ditimbulkan oleh klaim dudukan pompa yang kurang kuat. Pompa ini bergetar pada waktu uji coba untuk menaikan air. Setelah dianalisis ada dugaan bahwadudukan pompa tidak secara maksimal dapat memegang pompa hidram yang bahannya dari pipa. Dudukan kemudian diperbaiki dengan cara menambah tebal ukuran klam dan jumlah baut ikatannya. Selanjutnya untuk kebocoran yang terjadi pada sambungan-sambungan pipa, maka dilakukan pemasangan pelapis agar sambungan dapat berfungsi sempurna. Dengan dua langka tersebut maka pompa hidram dapat bekerja sebagaimana mestinya.  
Hidram baru ini selanjutnya  menggantikan hidram lama yang tidak dapat dapat bekerja secara maksimal. Hasil pengukuran akhir debit air pompa hidram diketahui antara 68 – 137 liter/menit dengan ketinggan pengangkatan air 15 meter. Dengan demikian maka pompa hidram hasil PPM ini lebih efisien terutama dalam debit air yang dihasilkan, pompa hidram lama hanya mampu menghasilkan debit antara 20 – 60 liter/detik.


D.      PENUTUP
1.       Kesimpulan
Pelaksanan PPM dengan judul Pelatihan Pembuatan Hidram (Pompa Tenaga Air) Sebagai Alternatif Penghematan Tenaga Listrik dan Pemenuhan Kebutuhan Air Pada Musim Kemarau ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
a.       Kegiatan PPM ini telah menghasilkan dua pompa yang sesuai dengan harapan. Pompa hidram dapat berfungsi secara maksimal baik debit (68 – 137 liter/menit) maupun tinggi angkatannya yaitu 15 meter. 
b.      Kualitas aliran air dari pompa hydram yang dibuat dari hasil PPM ini lebih baik jika dibandingkan dengan mesin sebelumnya.

2.       Saran
a.       Dalam setiap pembuatan mesin untuk kepentingan masyarakat maka perlu adanya sinergi antara pelaksana PPM dan pihak masyarakat.
b.      Perhitungan getaran mesin terutama yang menyangkut konstruksi harus dilakukan lebih teliti yaitu dengan menambah angka aman pada bahan yang terkena getaran.


DAFTAR PUSTAKA

Leonardo, El.. (2002). Design and Construction of a Hydraulic Ram Pump. Universitas of Nigeria. Nigeria.
Made Suarda dan IKG Wirawan. 2008. Kajian Eksperimental Pengaruh Tabung Udara pada Head Tekanan Pompa Hidram.  Jurnal Teknik Mesin Cakram. 10 -14.
Santoso. 2005. Pemanfaatan Tenaga Air. Jakarta. LIPI.
Sularso, dan Haruo Tahara. 1997. Pompa dan Kompresor, Pemilihan, Pemakaian dan Pemeliharaan. Pradnya Pramita. Jakarta.
Widarto, L. & FX. Sudarto C. Ph. (2000). Teknologi Tepat Guna: Membuat Pompa Hidram. Kanisius. Yogyakarta.





Selasa, 16 Juli 2013

UNTUKMU BLITAR KAMI DATANG



 FOTO BERSAMA DENGAN PEMBINA
FOTO BERSAMA DOSEN DAN WAKIL DEKAN

PENYERAHAN KENANG-KENANGAN 


FOTO BERSAMA PIHAK SEKOLAH

PUBLIKASIH KAMPUS












Sabtu, 06 Juli 2013

WIDYAGAMA MALANG

Go Research and 
Entrepreaneurship University

BERSAMA UNTUK MEMBANGUN
LOGO HIMPUNANA MAHASISWA MESIN UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG

LAMBANG UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG

LAMBANG MAHASISWA MESIN UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALAN

LOGO HNUVERSITAS WIDYAGAMA MALANG

MAKALAH KOPLING TETAP DAN PENGERTIANNYA

MAKALAH
KOPLING TETAP


 Disusun oleh :
Nama                            : Abrao  Mendonca  Do E. Santo  
    Nim                     : 112741811657
   Fak/ Jur              : Teknik / Mesin

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS WIDYAGAMA
MALANG
2013


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-NYa kepada kita sehingga Saya dapat menyelesaikan Makalah tentang Koplin Tetap. Tidak lupa juga Saya ucapkan Limpah terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu Saya dalam pembuatan makalah ini. Tujuan dibuatnya makalah ini karena  ingin mengetahui Bagaimana Proses kerja dari Kopling Tetap. Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini, untuk itu Saya membutuhkan kritik dan saran yang mendukung. Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan dapat menjadikan kita lebih baik untuk dimasa yang akan datang.




                                                                                          Malang, 29 Maret  2013
                                                                       


                                                                              Penyusun





















DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................... iii
BAB I  PENDAHULUAN

            1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah…..………………..…............................................................ 1
1.3  Tujuan dan Manfaat Makalah.............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

              2.1 Pengertian Koplin……………………………………............................................ 3
            2.2 Kopling dan Fungsinya......................................................................... 3
            2.3 Jenis- jenis Kopling.............................................................................. 4
              2.4  Kopling Tetap…………………………………………………………………….4
             2.5 Macam-macam Kopling Tetap…………………………………………………...4
             2.6 Komponen Utama Kopling……………………………………………………….8

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.......................................................................................................... 13
B.     Saran………………………………………………………………………………..13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ iv


BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakan

Seluruh kendaraan dituntut bisa dioperasikan atau dijalankan pada berbagai kondisi jalan. Namun demikian, mesin yang berfungsi sebagai penggerak utama pada suatu kendaraan tidak bisa melakukan dengan baik apa yang menjadi kebutuhan atau tuntutan kondisi jalan tersebut. Misalnya, pada saat jalan mendaki, kendaraan membutuhkan momen punter (torsi) yang besar, namun kecepatan atau laju kendaraan yang dibutuhkan rendah.
       Pada saat ini walaupun putaran mesin tinggi karena katup trotel atau katup gas dibuka penuh namun putaran mesin tersebut harus dirubah menjadi kecepatan atau laju yang rendah.  Sedangkan pada saat sepeda motor berjalan pada jalan yang rata, kecepatan diperlukan tapi tidak diperlukan torsi yang besar.
       Dari pendahuluan diatas, sesuai dengan yang akan dibahas yakni  tentang system kopling, maka sebagai kesimpulan awal bahwa system kopling masuk pada bagian system pemindah tenaga. Oleh karena itu pada pembahasan kali kita akan membahas secara terperinci yang erat kaitannya dengan system kopling.

1.2  Rumusan Masalah
Masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah:
1.      Apa  yang di maksud dengan kopling?
2.      Bagaimana fungsi dan cara kerja komponen-komponeng kopling itu sendiri?
3.      Bagaimana cara pemeriksaan terhadap komponen kopling?
Yang di bahas di sini hanya menyangkut kopling tetap.






1.3  Tujuan dan Manfaat Makalah
a) Tujuan dari Makalah Ini adalah
1.  menjelaskan fungsi kopling  dan komponen – komponen utama kopling
     pada kendaraan
2.  menjelaskan syarat-syarat yang harus di miliki oleh  kopling
b) manfaat dari makalah ini adalah :
1.  Pembaca dapat Memahami konstruksi dan cara kerja kopling (sesuai
    dengan penggunaan)
2. Pembaca lebih memahami lagi tentang  prosedur melepas/ mengganti dan  
    penyetelan unit kopling dan  komponen- komponennya  


























BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Koplin
Kopling terletak di antara engine dan transmisi yaitu suatu unit penggerak atau system yang merupakan bagian dari system pemindah daya dengan fungsi untuk memutus dan menghubungkan putaran dan daya mesin ke unit pemindah tenaga dengan lembut dan cepat. Jika pedal kopling ditekan/diinjak, tidak ada gaya putar yang ditransfer dari mesin ke komponen yang lain dari pemindah daya. Dan sebaliknya Jika pedal kopling dilepas, gaya putar/torsi dari mesin ditransfer oleh pemindah daya ke roda penggerak.

2.2 Kopling dan Fungsinya

Kopling atau Clutch merupakan peralatan transmisi yang menghubungkan/meneruskan atau memutuskan putaran dari poros engkol ke poros roda gigi transmisi (perseneling) ketika mulai atau pada saat mesin akan berhenti atau memindahkan gigi. Dengan kata  lain, fungsi kopling adalah untuk memindahkan tenaga mesin ke transmisi, kemudian transmisi mengubah tingkat kecepatan sesuai yang diinginkan. Kopling dikatakan baik jika memiliki syarat-syarat sebagai berikut :
1.   Dapat menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan  lembut.
2.   Dapat memindahkan tenaga mesin ke transmisi tanpa slip.
3.   Dapat memutuskan hubungan dengan cepat dan sempurna.

Kopling  adalah peralatan transmisi yang menghubungkan porosengkol dengan poros roda gigi transmisi. Kopling  merupakan   suatu system yang berfungsi untuk memindahkan, memutus  dan  menghubungkan  putaran  tenaga  mesin  ke transmisi,  kemudian  transmisi  mengubah tingkat kecepatan sesuai yang diinginkan.


Gambar 2.1 Kopling / Clutch
2.3 Jenis- jenis Kopling
               Secara garis besar dapat di kelompokkan menjadi 2 yaitu : Kopling Tetap dan Kopling Tak Tetap dan yang akan saya bahas di sini adalah KOPLING TETAP

2.4 Kopling Tetap
 “ Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti (tanpa terjadi slip), dimana sumbu kedua poros tersebut terletak pada satu garis lurus atau berbeda sedikit sumbunya. “ Kopling tetap selalu dalam keadaan terpasang, untuk memisahkannya harus dilakukan pembongkaran.  Kopling tetap terbagi atas emapat (4).

2.5 Macam-macam Kopling Tetap
1. Kopling Fluida
Suatu kopling yang  meneruskan daya  melalui  fluida sebagai zat  perantara.  Kopling Fluida sangat cocok untuk mentransmisikan putaran  tinggi dan daya yang besar. Keuntungannya adalah getaran dari sisi penggerak dan tumbukan dari sisi beban tidak saling diteruskan. Demikian pula pada waktu terjadi pembebanan lebih , penggerak mula tidak akan terkena momen yang akan melebihi batas kemampuan.



Gambar 2.2 rangkaian kopling fluida


2. Kopling Kaku
Kopling kaku dipergunakan bila  kedua poros harus dihubungkan dengan sumbu segaris. kopling ini dipakai pada poros mesin transmisi umum dipabrik-pabrik. kopling flens kaku terdiri atas naf dengan flens yang terbuat dari besi cor atau baja cor, dan dipasang pada ujung poros dengan diberi pasak serta diikat dengan baut pada flensnya. dalam beberapa hal naf dipasang pada poros dengan sambungan pres atau kerut.
Gambar 2.5 Macam-macam kopling tetap

            Kopling kaku tidak mengijinkan sedikitpun ketidak lurusan sumbu kedua poros serta tidak dapat  mengurangi tumbukan dan getaran transmisi. Pada waktu pemasangan, sumbu kedua poros harus terlebih dahulu diusahakan  segaris dengan tepat sebelum baut-baut flens dikeraskan. Untuk dapat menyetel lurus kedua sumbu poros secara mudah, permukaan  Flens yang satu dapat dibubut ke dalam dan permukaan flens yang menjadi pasangannya di bubut menonjol sehingga dapat saling mengepas. bagian yang harus diperiksa adalah baut.   Jika antara ikatan kedua flens dilakukan dengan baut-baut pas, dimana lubang lubangnya dirim,  maka meskipun di usahakan ketelitian yang tinggi, distribusi tegangan geser  pada semua baut tetap tidak dapat dijamin seragam. Makin banyak jumlah baut yang dipakai, makin sulit untuk  menjamin  keseragaman tersebut. sebagai contoh dalam hal kopling yang mempunyai ketelitian  rendah, dapat terjadi bahwa hanya satu baut saja yang menerima seluruh beban transmisi hingga dalam waktu singkat akan putus. Jika setelah baut itu putus terjadi  lagi pembebanan  pada  satu baut, maka seluruh baut akan mengalami hal yang sama dan putus secara bergantian

3.      Kopling Karet Ban
         Mesin-mesin yang dihubungkan dengan penggeraknya melalui kopling flens kaku, memerlukan penyetelan yang sangat teliti agar kedua sumbu poros yang saling dihubungkan dapat menjadi satu garis lurus. Selain itu, getaran dan tumbukan yang terjadi dalam penerusan daya antara mesin penggerak dan yang digerakkan tidak dapat diredam, sehingga dapat memperpendek umur mesin serta menimbulkan bunyi berisik.
Untuk menghindari kesulitan-kesulitan diatas dapat dipergunakan kopling karet ban. Kopling ini dapat berkerja dengan baik mekipun kedua sumbu poros yang dihubungkannya tidak benar-benar lurus. kopling ini juga dapat meredam tumbukan dan getaran yang terjadi pada transmisi. Meskipun terjadi kesalahan pada pemasangan poros, dalam batas-batas tertentu seperti gambar di bawah ini :








2.6 Komponen Utama Kopling
1. Roda Penerus
Selain sebagai penstabil putaran motor,roda penerus juga berfungsi sebagai
dudukan hampir seluruh komponen kopling.
2. Pelat Kopling
Kopling berbentuk bulat dan tipis terbuat dari plat baja berkualitaas tinggi.
Kedua sisi plat kopling dilapisi dengan bahan yang memiliki koefesien gesek
tinggi. Bahan gesek ini disatukan dengan plat kopling dengan menggunakan keling
(rivet).

3. Pelat Tekan
Pelat tekan kopling terbuat dari besi tuang.pelat tekan berbentuk bulat dan
  diameternya hampir sama dengan diameter plat kopling. salah satu sisinya (sisi
 yang berhubungan dengan plat kopling) dibuat halus, sisi ini akan menekan plat
 kopling dan roda penerus, sisi lainnya mempunyai bentuk yang disesuaikan dengan  kebutuhan penempatan komponen kopling lainnya.

4. Unit Plat Penekan
Sebagai satu kesatuan dengan plat penekan, pelat penekan dilengkapi dengan
sejumlah pegas spiral atau pegas diaphragma. tutup dan tuas penekan. Pegas
digunakan untuk memberikan tekanan terhadap pelat tekan, pelat kopling dan
roda penerus. jumlah pegas (kekuatan tekan) disesuikan dengan besar daya
yang harus dipindahkan.

Mekanisme Penggerak
Komponen penting lainnya pada kopling ialah mekanisme pemutusan
hubungan (tuas tekan). mekanisme ini di lengkapi dengan bantalan bola,
bantalan bola diikat pada bantalan luncur yang akan bergerak maju/mundur
pada sambungan. Bantalan bola yang dilengkapi dengan permukaan tekan akan mendorong tuas tekan.



Rumah Kopling
Rumah kopling terbuat dari besi tuang atau aluminium. rumah kopling menutupi seluruh unit kopling dan mekanisme penggerak. rumah kopling umumnyamempunyai daerah terbuka yang berfungsi sebagai saluran sirkulasi udara.

Cara Kerja Kopling
Pada saat pedal kopling ditekan/diinjak, ujung tuas akan mendorong bantalan luncur kebelakang. bantalan luncur akan menarik plat tekan melawan tekananpegas
.

dan perpindahan daya terputus. bila tekanan pedal kopling dilepas, pegas kopling
akan mendorong pelat tekan maju dan menjepit pelat kopling dengan roda penerus dan terjadi perpindahan daya.
Pada saat pelat tekan bergerak kedepan,pelat kopling akan menarik bantalan luncur, sehingga pedal kopling kembali ke posisi semula. selain secara mekanik, sebagai mekanisme pelepas hubungan.
Sekarang sudah banyak digunakan sistem hidrolik dan booster. secara umum,
sistem hidrolik dan hidrolik booster adalah sama. perbedaannya adalah pada sistem hidrolik booster , digunakan booster untuk memperkecil daya tekan pada
pedal kopling. pemilihan sistem yang digunakan disesuikan dengan kebutuhan.
Pada sistem hidrolik, pada saat pedal kopling ditekan, maka batang penerus akan mendorong piston pada master silinder kopling, fluidapada sistem akan meneruskan daya ini keselinder pada unit kopling, dan piston silinder unit kopling
akan mendorong tuas, dan seperti pada sistem mekanik, pelat kopling terlepas, sehingga penerusan daya dari motor ke transmisi terputus.
Cara kerja sistem hidrolik ini sama seperti cara kerja pada sistem rem.
Kebocoran sistem hidrolik akan mengganggu proses pelepasan hubungan.






BAB III
PENUTUP

4.1                Kesimpulan
1.     Kopling merupakan bagian dari sistem pemindah tenaga dari sebuah kendaraan, yaitu sistem yang berfungsi memutus dan menghubungkan tenaga dari sumber tenaga (mesin) ke roda kendaraan (pemakai/penggunaan tenaga).
2.     Sistem pengoperasian kopling merupakan mekanisme pengendalian fungsi kopling yang dilakukan oleh pengemudi. Sistem pengoperasian kopling memungkinkan pengemudi dengan mudah memutus dan menghubungkan kopling sesuai dengan yang diinginkan.
3.     Kopling dibagi ke dalam dua jenis besar :
-        Kopling Tetap ( Kopling Kaku, Kopling Karet Ban, Kopling Fluida )
-        Kopling Tidak Tetap ( Kopling Cakar, Kopling Plat, Kopling Kerucut dan Kopling Friwil )
4.     Komponen utama sebuah unit kopling gesek, yaitu : Roda penerus, roda kopling, plat tekan, unit plat tekan, rumah kopling, plat kopling, pegas penekan, tuas penekan, bantalan pembebas dan garpu pembebas.

4.2                Saran
         Semoga makalah berikutnya lebih baik dari apa yang telah saya laksanakan pada tahun ini, dan semoga makalah ini dapat berguna bagi adik-adik  yang membutuhkan makalah ini.











DAFTAR PUSTAKA